Caraku Bahagia Meski Di-PHK karena Corona

Sedih, bertanya-tanya, kecewa, marah, dan kaget. Itu yang aku rasakan ketika harus menerima kenyataan kalau kontrak kerjaku nggak bisa dilanjutkan perusahaan akibat kerugian yang dialami selama pandemi COVID-19.

Kenapa harus aku?
Kenapa harus sekarang?
Terus, aku harus bagaimana ke depannya?

Pertanyaan seperti di atas udah pasti terngiang-ngiang sampai kadang bikin hati sesak dan kepala sakit untuk mencari jawabannya. But, you know what? It's okay. Yup, it's okay to feel that way. And, it's okay to be not okay.



Nggak ada yang tahu kalau tahun 2020 kita diperkenalkan dengan Corona, virus yang mampu mengubah kehidupan umat manusia dalam sekejap. Bagai Thanos dalam film The Avengers yang tinggal menjetikkan jarinya setelah berhasil mengumpulkan enam Infinity Stones dan pufft! Setengah populasi manusia di bumi hilang. Begitu pun si Corona.

Tiap hari, kita disuguhi informasi angka kematian yang meningkat karena virus jahanam ini. Nggak hanya di bidang kesehatan, bidang ekonomi pun juga ikutan jadi nggak sehat. Sakit parah, bahkan. Banyak industri yang bangkrut karena masyarakat harus "stay at home" untuk mencegah penyebaran virus. Sebut saja sektor pariwisata, fashion retail, restoran, transportasi. Mau nggak mau, beberapa perusahaan yang bergerak di bidang ini serentak memutuskan hubungan kerja dengan sebagian karyawannya dengan alasan nggak mampu bayar gaji lagi.

Kita, para pekerja yang di-cut dadakkan, kehilangan arah. Semuanya terjadi begitu cepat. Bingung mau ngapain. Tabungan belum banyak. Cicilan masih ada. Belum lagi, anak kosan yang merantau. Mau pulang ke orang tua, takut jadi carrier. Transportasi juga terbatas. Mau cari kerjaan lain juga belum tentu langsung diterima, wong lagi pada kesulitan begini.

Stress udah pasti. Tapi, aku bersyukur karena sejak kecil, aku selalu terbiasa membaca buku self-help yang secara nggak sadar membuatku tetap embrace rasa stress dan masalah yang ada, tanpa tenggelam di dalamnya. Untuk itu, aku mau berbagi ke kalian yang mengalami kondisi 11-12 dengan aku. It's okay, you're not alone.
Berikut beberapa hal penting yang membuatku mampu mencari kebahagiaan dalam situasi nggak kondusif seperti saat ini,


Sadari Kalau Ini Di luar Kendali

Aku bersyukur telah membaca buku Filosofi Teras dari Henry Manampiring sebelum peristiwa COVID-19. Buku ini memainkan peran yang besar dalam mengubah perspektifku ketika menghadapi suatu masalah atau kejadian yang nggak aku harapkan. Seperti saat ini, di mana aku di-cut oleh perusahaan karena mereka nggak mampu membayar gaji lagi.

Singkatnya, buku tersebut memberi pemahaman kepada prinsip fundamental Filosofi Teras: ada hal yang bisa dikendalikan dalam hidup kita dan ada yang nggak. Apa yang nggak bisa kita kendalikan? Segala sesuatu di luar pikiran dan tindakan kita, seperti bencana atau wabah. Apa yang bisa kita kendalikan? Segala sesuatu yang merupakan pikiran dan tindakan kita sendiri (opini, tujuan, pertimbangan, dsb).

Awalnya, aku merasa kecewa dengan keputusan perusahaan. Kenapa aku? 'Kan aku kerjanya rajin? Kinerjaku juga nggak buruk kok?
Tapi, seberapa keras pun aku mencari jawaban itu, aku nggak menemukannya karena semua ini di luar kendali aku. Namanya juga bencana. Mana pernah ngabarin kalau mau dateng?

Begitu memikirkan ini, beban sedikit hilang dan aku nggak lagi menyalahkan orang lain atau diriku sendiri. Aku jadi lebih fokus dengan keadaan saat ini dan mengendalikan apa yang aku bisa untuk membuatku bangkit dari keadaan.


Tetap Produktif, Tanpa Terintimidasi

Ternyata banyak hal menyenangkan yang bisa dilakukan semasa "nganggur". Aku dapat melakukan hal yang ingin aku lakukan sebelumnya, tapi nggak pernah kesampaian karena waktu banyak dihabiskan di kantor.
Aku mulai menulis buku yang udah vakum setahun lamanya. Aku mulai bikin konten video di Youtube dan IG TV. Aku ikut les bahasa Inggris agar tetap terasah dan cakap ketika masuk kerja. Aku juga ikut berbagai workshop online yang sesuai dengan passion dan bidang yang aku kuasai. Aku punya waktu luang untuk mencari pekerjaan sembari update CV dan portfolio. There are so many things to do when we look up to the the bright side.
But keep in mind, ini bukan berarti kita berlomba-lomba menjadi produktif seperti yang aku lihat di media sosial saat ini ya.. Lakukan apa yang aku disukai tanpa ada paksaan apapun. And, I think it's okay to spend one of your days just by watching Netflix all day long, while lying on your bed.


Rehat Sementara dari Media Sosial 

Related to the previous point, kita mungkin jadi merasa intimidated dan demotivated ketika melihat orang lain masih bekerja ataupun melakukan hal yang produktif melalui update di medsos, sementara kita nggak tahu mau melakukan apa. Belum lagi berita hoax tentang COVID-19 dengan luwesnya tersebar di seluruh penjuru medsos.
Ingat, hal yang bisa kita kendalikan adalah pikiran dan tindakan kita sendiri. Kalau memang membuka media sosial dan melihat kegiatan orang bikin kita stress, it means that we need to take a break. Cobalah untuk menemukan kebahagiaan versi dirimu sendiri selama rehat dari medsos. Balik lagi ketika kamu sudah bisa mengendalikan pikiranmu :)


Bersandar Kepada Tuhan

Aku bersyukur karena aku memiliki sesuatu yang aku percayai sejak kecil. Tetap bersandar kepada Tuhan membuat aku merasa tenang dan damai sejahtera meski dalam situasi kini. Berikut satu ayat favoritku di Alkitab yang relevan untuk kita semua:

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. (Yeremia 29:11)

Aku percaya kejadiaan yang menimpa aku dan kita semua sudah Tuhan izinkan. Meski dunia sedang diterjang badai, percayalah akan ada pelangi yang datang sebagai janji-Nya.


Bersyukur
Sounds crazy, right? Rasanya, kontras banget ketika lagi di masa sulit begini malah disuruh bersyukur. But, it's not always about how we should see our problems in a positive way. I just found a way that being grateful makes my eyes wide open to seize new opportunities. Dengan bersyukur, aku bisa refleksi diri ternyata dulu aku kurang menghargai apa yang aku punya. Kurang berhemat. Kurang produktif. Terlau mengandalkan manusia. Dengan bersyukur, aku jadi belajar dari kesalahan masa lalu dan lebih fokus mengoptimalkan apa yang ada saat ini daripada terus menyesal.


Akhir kata, tetaplah semangat dan berjuang! Just remember, your happiness depends on your mind and action :)

Stay safe, everyone!


Comments