Nyobain Kuliner Legendaris di Jakarta Pusat, Enak Nggak Ya?!


Kawasan Jakarta Pusat menyimpan surga wisata kuliner legendaris yang khas dan terkenal lezat. Saking udah penasaran sejak lama dan lagi pengen banget kulineran, aku dan temen memutuskan kulineran di sekitaran Gambir dan Gondangdia di Jakarta Pusat pada Sabtu, 16 Maret 2019. Kita menjelajahi tempat kuliner lawas yang populer dan direkomendasikan banyak orang. So, here's the list and the review from me. Hope u guys enjoy it!





Ragusa (Es Krim Italia), Gambir

Waktu dulu tinggal di Jakarta Pusat, aku belum sempet mampir ke sini. Dan, kebetulan temen aku juga ngajak makan di sini dulu, karena deket banget sama jalur busway Pasar Baru (tempat kita pada turun transport). Untungnya, saat jam 11an siang di sana, Ragusa nggak terlalu ramai.

Ragusa sendiri ada  di dalam ruko. Suasana tempat homey dan masih terasa "jadul". Cara pesan es krim, kita tinggal pilih menu dan datang sendiri ke counter nya, terus bayar langsung. Saat itu, aku dan temen pesan Banana Split Ice Cream (Rp 35.000) yang terdiri dari pisang ditimpa tiga varian es krim: coklat, vanilla, dan strawberry, serta dilengkapi topping coklat dan taburan kacang. Kita juga pesen Cassata (Rp 35.000), campuran es krim coklat, vanilla, strawberry dan pandan.


Banana Split Ice Cream - Ragusa

Soal rasa, menurut aku untuk es krim seharga Rp 30.000-an ini biasa aja. Teksturnya sedikit kasar dan rasanya nggak begitu flavory, kecuali yang coklat dan pandan. Presentasi es krim Cassata kurang cantik seperti yang tertera di menu. Makanya, untuk tempat makan es krim legendaris sejak 1932, aku berharap bakal ngerasain lezatnya es krim a la Eropa. Tapi, buat kamu yang beropini lain atau udah pernah nyoba es krim ini sejak dulu, share dong di kolom komentar!

Alamat: Jl. Veteran I No.10, Gambir, Jakarta Pusat
Buka : Senin – Minggu, pukul 10.00 – 22.30 WIB
Kisaran harga: Rp 50.000 / orang
Rate: 3/5


Gado-Gado Bon Bin



Melipir ke Gondangdia naik Grab Car dari Gambir, sampailah kita ke tempat yang paling ditunggu-tunggu : Gado-Gado Bon Bin. Nama "Bon Bin" sendiri tercipta dari singkatan kebon binatang karena dulu lokasinya berada di Jalan Bon Bin III, Cikini (dulunya lokasi kebun binatang). Sejumlah tokoh tersohor Indonesia juga jatuh cinta sama racikan tempat makan yang berdiri sejak 1960, di antaranya Taufiq Kemas, Andi Mallaranggeng, dan Gus Dur (google them if u don't have no idea about the names).

Gado-Gado Bon Bin 

Lontong Cap Go Meh - Gado Gado Bon Bin

Untung pas ke sana, tempat makannya lagi nggak terlalu ramai. Kita pun memesan dua menu rekomendasi banyak orang: Gado-Gado Bon Bin termasuk lontong (Rp 36.000) dan Lontong Cap Go Meh (Rp 44.000). Yup, harga menunya emang setaraf restoran ya, gengs. Tapi, pas nyobain kedua sajian ini, I think the price is quite worth it. Gado-gado berisi lontong, tahu goreng, dan sayuran dipadu dengan bumbu kacang gado-gadonya yang enak banget, sedikit kental, dan lumer di mulut.

Ternyata, resep khas ini didapat dari bahan bumbu kacang berupa kacang mete yang disangrai sebelum ditumbuk. Sementara lontong cap gomeh menawarkan kuah santan yang gurih dan agak pedas, tapi kuahnya keenceran kalo menurut aku. Overall, komposisinya pas dan daging ayamnya empuk.


Alamat: Jalan Cikini IV No.5, RT.14/RW.5, Cikini, Menteng. Jakarta Pusat
Buka : Senin – Minggu, pukul 10.00 – 17.00 WIB (tapi, bisa tutup lebih cepat kalau udah habis).
Kisaran harga: Rp 60.000 / orang
Rate: 4/5



Soto Betawi H. Ma'Ruf

Jalan sedikit menuju komplek Taman Ismail Marzuki, sampailah kita di Soto Betawi H. Ma'Ruf. Tepatnya berada di satu deret dengan Masjid Amir Hamzah, kedai makan ini udah dirintis sejak 1940 dan menjadi salah satu list di top rekomendasi tempat kuliner untuk mencoba soto betawi di Jakarta. Maklum aja, resep yang diracik Ma’Ruf sudah ada sejak zaman Hindia-Belanda sampai akhirnya sukses hingga saat ini. Gus Dur, Megawati, Jokowi dan JK juga pernah menyantap sajian di sini.

Soto Betawi H. Ma'ruf
Laksa Betawi H. Ma'ruf

Kedai makan terasa sangat nyaman dengan rancangan bangunan a la rumah Betawi. Sewaktu di sana, ternyata cuma ada segelintir orang. Kita pun memesan menu Soto Betawi Campur (Rp 42.000) dan Laksa Betawi (Rp 30.000) untuk dicicipi. Soto Betawi Campur terdiri dari daging ayam, sapi, kikil, dan lainnya. Kuah yang diracik merupakan campuran santan, rempah tradisional, dan susu. Rasa kuahnya sih manis dan cukup gurih. Tapi, lagi-lagi, waktu ngerasain kuahnya kok nggak ada "magic"nya ya? Ternyata, setelah diselidiki di internet, sotonya nggak pake MSG atau mecin..... Pantesan! Aku 'kan anak micin... :(

Akhirnya, aku dan temen aku tambahin sambel, baru deh terasa maknyus. Untuk menu laksa, first impression cobain kuah laksanya bener-bener nendang bumbu rempah dan aromanya. Terus, bihun, lontong, dan kentangnya lembut. Satu lagi, kuahnya yang kental dengan warna orange pekat, plus tatanan sajian sangat menggugah selera. Suka banget!

Alamat: Komplek Taman Ismail Marzuki Jl. Cikini Raya No.73, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat.
Buka : Senin – Minggu, pukul 10.00 – 20.30 WIB
Kisaran harga: Rp 60.000 / orang
Rate: 3,8/5


Nasi Uduk Gondangdia

Destinasi terakhir adalah Nasi Uduk Gondangdia. Berada di dekat jembatan stasiun kereta Gondangdia, tempat makannya luas dan cukup bersih. Pengunjung tinggal ambil piring, pilih menu lauk, dan kasih ke pelayannya untuk digoreng. Lauk yang disediakan cukup variatif, seperti ayam, paru, tempe, tahu, sate telur, ati, ampela, dan sebagainya. Range harga lauk sekitar Rp 4.000 – Rp 20.000. Untuk satu porsi nasi dihargai Rp 7.000 yang mana harga segini lumayan pricey karena porsinya sedikit.

Nasi Uduk Gondangdia
Nasi uduknya lumayan gurih, tapi harumnya kurang dan teksur nasi sedikit keras. Kalau lauk-lauk yang dimasak lumayan enak karena digoreng garing dan kering. Paling yang bikin berkesan adalah sambel bumbu kacang dan sambel cabe merah yang bikin nasi lebih tasty. Tapi yah.. I’m sorry to say, aku lebih suka nasi uduk dekat rumah aku yang lebih gurih dan lezat dengan harga per porsi hanya Rp 6.000, udah termasuk lauk bihun, tempe orek, dan satu gorengan. Huhu..

Alamat: Jl. Cikini IV No. 12, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat
Buka: Senin – Minggu, pukul 10.00 – 23.30 WIB
Kisaran harga: Rp 40.000 / orang
Rate: 3,5/5



Kesimpulan:
Wisata kuliner legendaris kebanyakkan menawarkan kuliner jalanan dengan harga restoran. Walau begitu, beberapa menu yang ditawarkan memang memiliki cita rasa khas yang mungkin sulit diperoleh di tempat makan lain. Resep nenek moyang yang diraciklah jadi alasan tempat makan tersebut bertahan dan disukai banyak orang. Sayangnya, melihat review orang daru beberapa tempat kuliner, rasa sajian yang ditawarkan nggak seenak seperti dulu. Mungkin karena beda generasi dan beda tangan kali ya?!

Eh, tapi yang jelas aku seneng banget bisa kulineran sepuas ini. Selain bikin perut kenyang, mencoba kuliner legendaris juga (entah kenapa) membawa kebahagiaan tersendiri. Kita juga ikut melestarikan dan mempromosikan kuliner lokal, lho.


Tips Hemat Kulineran
√ Ajak teman buat kulineran supaya bisa sharing makanan (biar nggak cepat kenyang) dan patungan.
√ Pilih destinasi yang tersedia beragam pusat kuliner terjangkau, menarik, dan enak. Jadi, cukup jalan kaki dan siapin gmaps supaya nggak perlu bayar ongkos menuju satu destinasi ke destinasi lainnya.
√ Kalo berencana kuliner seharian penuh, bawa minum sendiri biar nggak beli terus.
√ Gunakan transportasi umum jika jarak wisata kuliner terlalu jauh atau kamu terlalu capek untuk jalan kaki.

Comments