Kala Hujan Menyapa


sumber

Hujan datang dengan berbagai tanda. Entah siang tanpa awan, sore yang mendung ataupun malam tanpa bintang.
Aku suka hujan.
Mungkin yang lain membenci hujan. Aku tak ingin tahu kenapa.
Aku hanya melihat dari setiap sisi indah yang hujan bawa.
Aku suka saat dinginnya angin hujan berdesir menghembus kulitku. Air yang deras membasahi tubuhku. Rasanya seperti aku berada di hamparan ombak laut. Dingin dan mencekam…

Aku suka saat Hujan melarutkan seluruh emosiku, membawa suara tangisku bersama derasnya air yang turun. Seakan orang lain takkan melihat kelemahanku..kegalaunku, dan keperihanku..
langit terus berganti warna, tapi kedatangan hujan membuat langit bertahan pada satu warna. 
Hujan membawa kenangan lamaku.
Seakan memberi ku tanda bahwa hujan tidak akan lupa dengan ku dan kenangan itu..
Kenangan saat bersamanya. Aku ingat saat kedatangan hujan menjebakku dengan dia.. si penghuni hatiku. Saat kami sama-sama tersesat tak tau arah… dan kami hanya tertawa disertai hujan yang membasahi sekujur tubuh. Saat itu hujan tak hanya menyentuh raga kami, tapi jiwa kami..
Tetesan air terus membasahi. Aku merasakan kehangatan. kehangatan yang keluar dari jiwa hujan.
Hujan mendekap aku bersamanya.
Hingga hujan membuatku lupa akan waktu. Karena setiap hujan datang, hujan selalu memberikan tanda yang sama, warna langit yang sama.
Aku membayangkan dia. Senyumnya. Tawanya.
Mungkin ketika hujan menyapaku lagi, aku sudah tak bersamanya.
Aku pun diam dalam sendu. Hari terus berganti hari. Dia tak lagi di sisiku.
Tetesan air jatuh di telapak tanganku. Bukan dari langit, tapi dari mataku.
Aku menatap langit yang mulai mendung…
Rintikan hujan yang jatuh terasa seperti  langit mengerti itu. Aku dan langit sama-sama menangis.
Kami merindukannya… 
Hari demi hari ku lewati tanpanya.
Dan hujan pun datang lagi. Kini hujan menyapa aku dan sahabat-sahabatku.
Aku tertawa dengan mereka. Menikmati hujan yang datang…
Aku bahagia. Atau mungkin.. mencoba bahagia.
aku masih menunggunya walau ia tak kunjung datang ke pelukku.
Aku hanya inginkan dia saat ini. Entah… aku merindukannya. Merindukan kenangan yang kami lalui bersama hujan.
Hujan pun terus datang.. semakin deras.
Kilatan Petir yang datang terlihat seperti amarah alam tak berbelas kasih, menuntut balas pada siapapun pembuat kepedihan hujan, seakan setia menemani hujan di saat langit menangis sederas-derasnya. Menyambar apa yang ingin disambar..diiringi dengan gelegar suara yang membahana.
Air membasahi sekujur tubuhku. Dingin menjalar ke seluruh nadi ini..
Tiap tetesan air itu aku nikmati seadanya.. tanpa selimut, jaket hujan, payung dan semua benda anti hujan.
Aku mengerti. Di saat itu aku menyambutnya dengan senyum manisku…
Hujan seakan menemaniku
Seakan menyatukan aku dengan alam..
Aku mencium bau tanah yang dibasahi hujan.. aku merindukan saat itu.
Saat aku menatapnya..ia menatapku..
Saat ia memberikanku kehangatan dan perlindungan. Saat ia menunjukan bahwa aku aman bersamanya walau hujan terus menghampiri.
Aku tersenyum. Hati ini juga.
Matahari menyadarkan ku bahwa aku telah melewati hari panjang tanpanya. Tanpa tawa dan senyumnya.
Tanpa hujan yang menemani hari sepiku.
Hingga hari ini… hujan datang lagi. Tapi kali ini aku tidak begitu paham akan kehadirannya.
Aku tak merasakan tanda kedatangannya. Bahkan aku tak dapat melihat gemercik hujan yang saling berbalas.
Aku hanya bisa mendengar senandung hujan di dalam ruangan ini. Ruangan yang dipenuhi benda-benda mati . aku tak dapat bebas bersama hujanku.
Aku menutup mata. Bunyi hujan terdengar makin deras.. memecahkan keheningan alam.
aku hanya bisa membayangkan hujan turun di sini.
Aku ingin sekali keluar. Membiarkan derasnya air hujan membasahi seluruh tubuh.
Tapi waktu menahanku.
Apa daya… aku hanya bisa melepaskan keinginanku, melewati waktu yang membawa kepergian hujan..
Tuhan, jika ia kembali ke sisiku dan saat aku bersamanya.. ijinkanlah langit menangis lagi.
Bukan karena kesedihanku.. tapi karena haru bahagiaku. 
Mendapatkan cintaku kembali.
Menikmati waktu bersamanya yang tak akan berhenti sampai Engkau yang melakukannya…
Ya… bersama dia.. yang pernah meninggalkan kenangan indah…. di kala hujan menyapa.

Comments

  1. ka aku izin buat jadiin cerita ini film dokumenter ya,makasih♥

    ReplyDelete

Post a Comment