Dari Mengajar Sampai Diajar

Selamat Hari Anak Nasional!

Mendengar kata “anak-anak” yang tersirat di benak saya adalah generasi penerus bangsa. Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak-anak hingga menuju dewasa, mereka pasti belajar banyak hal yang “membentuk” mereka dan menentukan jadi siapa mereka kelak. 

Sedikit berbagi pengalaman, dari dulu, saya ingin mencoba untuk berpartisipasi membantu anak-anak di Indonesia, hingga tiba saatnya kesempatan itu datang saat saya duduk di bangku kuliah, tepatnya saat di semester empat. Di kampus saya ada gerakan mengajar yang dinamakan “Esa Unggul Mengajar”, diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas dan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Psikologi. Gerakan mengajar ini ditujukkan untuk anak-anak usia dini yang berasal dari keluarga yang kurang mampu –untuk saat itu dari keluarga yang tinggal di daerah Jakarta-Barat. Saat tau mereka nyari relawan untuk mengajar, tanpa ba-bi-bu lagi saya langsung daftar jadi relawan bagian pengajar. Gak tau kenapa, saya ingin coba kegiatan sosial yang bermanfaat bagi orang lain, karena selama ini saya ngerasa terlalu fokus sama hal yang menyangkut akademis aja. 

Selama kurang lebih tiga bulan mengajar, saya belajar banyak hal. Waktu jadi pengajar, gak hanya cukup niat mau bantu orang lain, tapi passion untuk mengajar anak-anak juga diperlukan. Gak ada passion itu, sulit untuk mengajar anak-anak usia dini yang gak gampang diatur, yang suka nangis kalo gak dipenuhi permintaannya, yang suka teriak-teriak, yang suka lari-larian kemana-mana. Gak ada passion itu, sulit untuk belajar bersabar, belajar tetep care dan sayang sama anak-anak yang ingusan, meler, batuk-batuk, susah nangkep pelajaran. I’ve learned so many things from those children. Mereka secara gak langsung menyadarkan saya kalau mengajar itu gak cukup hanya ilmu yang ada, tapi juga kasih sayang dalam diri saya yang bisa saya bagi dan tunjukkan ke anak-anak itu. 



Saat awal mengajar, sebagian dari mereka mungkin masih sulit menerima pelajaran. Tapi, setelah waktu berjalan, saya juga gak nyangka ternyata rata-rata anak-anak itu smart dan menyenangkan. Sekarang mereka udah tau macam-macam huruf, angka, warna, dan masih banyak lainnya. Walaupun kadang susah diatur, tapi saat melihat semangat mereka belajar, saya pun ikut semangat. Semangat saya mengajar itu pas pagi-pagi saat melihat mereka berlari-larian ke ruang belajar sambil menggendong tas ransel, kemudian tersenyum sambil salim kakak-kakaknya. Gak ada hal lain yang lebih menyenangkan ketika melihat mereka semangat saat belajar. Mereka layak banget dapet pendidikan yang layak dan merata. 

Seneng banget saya punya kesempatan mengajar mereka, karena justru saya yang dapet pelajaran dari anak-anak ini. Mereka ngajarin saya untuk selalu bersyukur, sabar, dan peduli satu sama lain. 
Semoga temen-temen juga bisa berpartisipasi untuk peduli sama anak-anak bangsa juga ya!

Comments