Lebih Mencintai Hidup

Di tulisan ini, saya mau sharing soal pengalaman saya selama tiga bulan ini. Ada banyak hal yang telah saya pelajari, di mana pengalaman ini sangat sederhana, tapi, sadar nggak sadar justru ini penting banget. Yes, this is my story about how to love myself.

Mencintai diri sendiri kedengarannya mudah. Awalnya saya rasa cukup dengan kepercayaan diri dan bisikan mantra "I love myself", I thought that i really loved myself.  But then I realized. Words without an action are meaningless.

Setelah lulus kuliah pada April lalu, saya sekarang berprofesi sebagai Creative Writer di salah satu agen pendidikan untuk studi luar negeri di Indonesia. Sebelum kerja, saya sadar banget dulu sering nge-push diri sendiri ngelakuin segala sesuatu, tapi enggak sadar kalau tubuh saya juga punya batas. Misalnya, kelamaan di depan laptop bisa sampe seharian, enggak inget minum, jam makan enggak teratur, terlalu lama nonton drama Korea di smartphone sampe 4 episode berturut-turut (yang berarti sekitar 4 jam menatap layar smartphone), jarang olahraga, di bawah AC berjam-jam dengan baju tipis, and other bad habits.

Hingga pada akhirnya, saya ngerasa badan ini ngasih "warning" berupa batuk-batuk kecil berbulan-bulan, sesak napas, suka pusing, penglihatan mata suka buram, dan yang paling super GANGGU adalah mata kedutan sebelah berhari-hari.  Dan ini semakin intens terjadi waktu saya lagi kerja di depan laptop, karena enggak kuat kena cahaya laptop. Sedangkan, pekerjaan saya enggak bisa lepas dari nulis-nulis di laptop. Jelaslah yah, walaupun disebutnya penulis, tapi penulis zaman sekarang nulisnya enggak pake tangan. Hehe.

Man, it was so damn annoying! Saya bahkan langsung cari tau alesannya di Google kenapa batuk terus, kenapa mata kedutan melulu, tapi jawabannya malah bikin takut. Ada yang bilang potensi kankerlah, TBC-lah atau saraf mata kelainanlah. I swear, when I read those articles in the office, I went straight to the toilet and sat down just for crying and praying to God. I was really really scared and I am NOT kidding. 


Dan saat ini saya sadar, pada waktu itu bukan fisik saya aja yang sakit, tapi pikiran saya juga sakit.
Jujur, belakangan ini saya sering banget kayak pannic attack gitu. Saya bisa yang tiba-tiba lagi jalan mau nyebrang, terus mikir "Kalo saya ketabrak gimana ya? Kan ada waktunya pasti kita enggak sehat-sehat terus. Kalo saya sakit yang parah gimana ya? Pasti ada waktunya kita enggak bahagia terus?"


YES, MY MIND WAS AS RANDOM AS THAT. Saya bahkan bisa waktu mikirin hal kayak gitu, terus tiba-tiba deg-degan dan takut hadapin sesuatu. Dan  kejadian itu berulang kalo ada yang nge-ganggu pikiran dikit (kayak lagi sakit terus enggak sembuh-sembuh).

Kedengerannya lebay? Nope, guys. Ketika diri kita sendiri bahkan enggak menyadari sampai sebegitu berlebihannya, itu karena memang kita berada di level kepanikan yang enggak biasa. And you can not judge people who have experienced such an event that they are being excessive, while you are in normal and good condition. Bcause, yknow what? We don't want to be in that kind of circumstances. 

But then, I realized... : there's something wrong with myself.

Saya merasa segala sakit-sakit yang saya alami ini adalah karena ketidaksayang-an saya pada diri sendiri. Saya yang membiarkan pikiran negatif menguasai pikiran saya. Saya yang enggak merawat diri saya sehingga organ-organ tubuh saya juga lelah.

Menyadari ini semua, saya ambil waktu untuk diam di satu titik, di mana titik itu adalah pertemuan jiwa saya dengan pikiran saya. It was like the moment I am peace at myself.  Ya, saya berdamai dengan diri saya sendiri untuk merawat jiwa, pikiran, dan tubuh dengan benar. Saya rasa, itulah arti mencintai diri sendiri.

Saya mengurangi penggunaan smartphone secara berlebihan (termasuk puasa nonton drama Korea), minum vitamin, kasih waktu untuk tubuh istirahat, dan demi kesehatan jiwa dan pikiran, saya lebih mendekatkan diri sama Tuhan. There's nothing else, guys, except Him. I mean it and I'm not trying to preach through this post. 
If I can't talk to anyone, at least I have God. And I believe that His word is true. 

And you know what, walaupun segala sakit fisik belum sembuh maksimal, tapi keadaan fisik saya is so much much better than before. 

Teruntuk kesehatan pikiran, satu hal yang menyembuhkan segala panic attack itu adalah ketika saya yakin kalau Dia bersama saya, waktu duka dan sakit sekalipun. But most importantly, I believe that God's plans are good and not for disaster, to give me a bright future and hope (Jer. 29:11 NLT).
Saya juga sadar kalau saya terlalu takut sama apa yang akan terjadi nantinya, then I won't get a life. 

So, guys, kalau di antara kalian ada yang mengalami hal yang sama kaya saya, semoga lewat post ini kita semua bisa mengasihi diri sendiri, tidak hanya lewat kata-kata, tapi juga tindakan. Jangan anggap remeh jika kamu merasa ada sesuatu yang enggak baik terjadi di diri kamu. Try to lil bit care for yourself and don't hesitate to ask for help if you want to. 

We are SO PRECIOUS and we have to know and remember that in every second of our lives. 
Jika sampai saat ini kita masih hidup, sayangilah kehidupan yang kita miliki, salah satunya dengan belajar mencintai diri kita lebih baik.

Comments

  1. yah, sama seperti dengan yg saya alami dulu. it's totally right! Ketika kita mendekatkan diri dengan Tuhan, segalanya menjadi jauh lebih baik. Semangat yah, jangan pernah putus berdoa dan baca Al-Kitab, itu yg saya lakukan selama kurang lebih 4 bulan ini dan saya merasa jauh2 berbeda dari saya yg sebelumnya.
    btw, bolehkah saya minta ajarin ngeblog dengan kamu? Saya merasa blog saya kurang berkembang, saya kurang mengerti mendesain blog dan membuatnya mjd SEO itu gimana yah. kalau kamu berkenan saya butuh sekali dibantu. saya mentok tentang blog huhu :( boleh email saya: mariainta@ymail.com makasih yah, God bless you o:)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thanks for sharing ya.
      Maybe I'll share the simple tips for blogging next time or send them to your email. Thanks and GBU too

      Delete

Post a Comment