Siapa sangka aku menulis lagi di kala hujan ?
Waktu berlalu cukup lama untuk menanti keberanian ku datang
lagi menanti hujan, si inspirasi. Bagi sebagian orang mungkin menganggap ini
terlalu melankolis. Menanti datangnya hujan, lalu mencurahkan isi hati. Bukan
kah itu hal yang basi ? Hal basi yang sebagian orang juga akan melakukan hal
yang sama dengan ku.
Tapi ada perbedaan yang aku yakini. Perbedaan antara aku
dengan mereka. Aku merasakan hujan seperti merasakan emosi yang lain. Aku melihat
hujan bukan sebatas air yang turun deras ke permukaan tanah, melainkan sesuatu
yang tidak bisa ku katakan dalam satu kata. Sesuatu itu memanggil ku ke rasa
yang lain dan mendorongku mewujudkan rasa itu ke dalam tulisan.
Hey, aku bukan penyuka hujan.
Haha. Aku tanya sama kamu, siapa yang suka suara petir,
kilatan tajam, dan kegelapan yang dibawa hujan?
siapa yang suka genangan air kotor yang timbul dimana-mana setelah hujan?
Lalu apa? Apa yang meyakinkan ku bahwa hujan yang memberikan
inspirasi ?
Jika kau bertanya begitu, aku akan menjawab.
Ketenangan yang membawa inspirasi itu. Ku dapatkan ketenangan
itu dari bunyi petir, gelegar petir , hawa yang dingin nan menusuk. Aku tidak
harus mengungkapkan mengapa begitu kontras, karena sesuatu yang membuat kita
tenang bahkan bahagia, adalah sesuatu yang dalam sehingga sulit diungkapkan..
bahkan hanya dalam satu kata.
Hanya di sini saja tulisan ku. Kamu tau kenapa? Hujan sudah
berhenti, si inspiraku pergi. Tak apa, aku percaya hujan akan kembali lagi
membawa ketenanganku kembali. Bila hujan tak akan datang lagi, aku juga percaya
akan ada ketenangan lain yang menggantikannya.
Ya. Aku akan menulis lagi.
*Okay, this is just a quick post. Don't interpret too deep about me
Comments
Post a Comment